London – Suka atau tidak, kita pasti akan meninggal dunia suatu saat nanti. Berbagai kepercayaan mencoba memberi penjelasan mengenai pengalaman metafisik yang akan dialami orang setelah kematiannya. Namun yang terjadi pada tubuh kita setelah kematian sepenuhnya berkaitan dengan sains dan terlihat sangat tidak menyenangkan.
Sebuah video dari AsapScience menjelaskan proses yang terjadi dari saat kematian hingga fase akhir pembusukan.
Sekitar 100 orang mati setiap menit di seluruh dunia. Berikut ini penjelasan mengenai apa yang akan terjadi pada tubuh kita setelah kematian.
Beberapa Jam Pertama
Pada detik-detik awal setelah kematian, oksigen dalam tubuh kita langsung habis, dan aktivitas otak terhenti.
Saraf-saraf kemudian berhenti beroperasi, dan otak berhenti memberi hormon yang mengatur berbagai fungsi tubuh meski beberapa bagian mungkin masih tetap berfungsi selama beberapa menit.
Adenosin trifosfat (ATP) yang tersisa, yang menyediakan energi untuk hidup, digunakan, dan otot-otot melemas.
Ini termasuk sphincters (sehingga ada kemungkinan besar kita masih akan buang air besar atau kecil setelah mati).
Tubuh yang mati biasanya terlihat pucat, terutama pada orang-orang yang berkulit cerah.
Ini disebabkan oleh tak adanya aliran darah, dan hal itu semakin jelas terlihat dalam 15 hingga 20 menit setelah kematian.
Jantung tak lagi memompa darah sehingga sirkulasi darah terhenti, dan gravitasi menarik semua darah ke bagian terbawah tubuh.
Setelah beberapa jam, tubuh akan terlihat berwarna merah dan ungu yang ditimbulkan oleh darah yang mengumpul.
Pada 12 jam setelah kematian, tubuh akan mencapai tingkat perubahan warna maksimal.
Proses ini dikenal dengan istilah livor mortis , yang membantu para ahli forensik menentukan perkiraan waktu kematian.
Selama periode ini, proses yang lain juga dimulai.
Dalam tiga hingga enam jam setelah kematian, sebuah fenomena yang dikenal dengan istilah rigor mortis dimulai.
Organ-organ sel memburuk lantaran tak ada energi dan kalsium yang masuk ke sel otot sehingga otot menjadi kaku.
Otot menjadi keras sehingga posisi tubuh tak akan lagi berubah dalam 24 hingga 48 jam.
Beberapa Hari Setelah Kematian
Ketika proses-proses lain terjadi, tubuh kita (jika tidak diawetkan) perlahan-lahan mengalami pembusukan.
Sel-sel di dalam tubuh tertimbun tanpa adanya aliran darah sehingga menimbulkan peningkatan gas karbon dioksida dan tingkat pH jaringan dalam tubuh.
Ini melemahkan membran sel sehingga meletus dan memuntahkan sitosol.
Sitosol terdiri atas protein dan enzim perusak jaringan yang melapisi seluruh tubuh dengan bantuan lebih dari 100 triliun mikroorganisme.
Lalu, bakteri anaerobik (yang tak membutuhkan oksigen untuk hidup) di dalam saluran pencernaan memakan organ-organ perut.
Ini adalah proses yang menimbulkan bau busuk, dan dikenal dengan istilah pembusukan. Aroma busuk yang dilepaskan akibat kerusakan asam amino menarik sejumlah serangga, seperti tungau, kumbang bangkai, dan lalat.
Lalat kemudian bertelur pada jaringan tubuh yang busuk dan langsung menetas menjadi larva dalam sehari. Larva atau belatung ini kemudian memakan jaringan yang tersisa hingga mereka dewasa.
Beberapa Pekan Kemudian
Belatung bisa memakan 60 persen jaringan tubuh dalam waktu hanya beberapa pekan, dan ini menimbulkan lubang-lubang yang melepaskan cairan dan gas pembusukan.
Antara 20 hingga 50 hari setelah kematian, terjadi fermentasi butirat dan kini menarik larva kumbang, protozoa, dan jamur.
Ini dikenal dengan proses pembusukan kering dan bisa terjadi dalam waktu setahun.
Setahun dan Setelahnya
Apa pun bagian tubuh yang tersisa akan dimakan oleh tanaman dan hewan dalam waktu beberapa tahun, termasuk kerangka.
Kemudian molekul-molekul yang tersisa akan didaur ulang oleh alam.
DAILYMAIL | A. RIJAL